INFLANSI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
REVALUASI
Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka
pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu
negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah.
DEVISA
Devisa adalah sejumlah emas atau valuta asing yang
bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan
diakui luas oleh dunia internasional.
VALUTA ASING
Valuta asing atau valas adalah mata uang yang mudah
dan dapat digunakan dalam dunia perdagangan internasional.
“APAKAH INFLANSI SELALU MERUGIKAN?”
Tidak selamanya inflasi selalu merugi. Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negative, tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan dan
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Coba
kita renungkan, apa penyebab harga tanah ataupun properti lainnya cenderung
cepat naik nilainya hanya dalam jangka waktu 5 tahun? Ya, jawabannya adalah
inflasi. Dengan semakin menurunnya nilai mata uang rupiah dan semakin tingginya
kebutuhan tanah/properti maka hal tersebut akan mempercepat naiknya harga aset
tersebut. Demikian juga dengan nilai emas. Bayangkan jika inflasi di negeri ini
hanya sebesar satu persen atau bahkan nol persen per tahun. Maka investasi Anda
di bidang properti atau emas tersebut akan sangat lambat dan tentu saja lebih
beresiko.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
1. Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting
dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
2. Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita
merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli
masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional
per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah
tersebut untuk berinvestasi.
3. Kondisi sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi
sarana dan prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan
lain-lain. Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :jalan,
terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain. Sarana dan prasrana
telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun nirkabel, jaringan
internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari utilitas adalah
tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar
biaya bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi
pengusaha karena akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi
pengusaha, waktu adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang
membuka peluang oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha
dalam rangka memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan
daya tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai
oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut
menuntut ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara
lain menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum,
kontrak kerja dan lain-lain.
7. Stabilitas politik dan keamanan
Stabilitas politik dan keamanan penting bagi
investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang.
8. Faktor-faktor sosial budaya
Contoh faktor sosial budaya ini misalnya selera
masyarakat terhadap makanan. Orang Jawa pedalaman misalnya lebih senang masakan
yang manis rasanya, sementara masyarakat Jawa pesisiran lebih senang masakan
yang asin rasanya.
9. Pengaruh Nilai tukar
10. Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat
investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan
meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi
yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
GARIS KEMISKINAN
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah
tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh
standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi
atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih
tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.
PENYEBAB DAN DAMPAK KEMISKINAN DI INDONESIA
- PENYEBAB
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi besar. Bila laju pertumbuhan ini
tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan mengakibatkan
angka kemiskinan akan semakin meningkat di suatu negara.
2. Angka Pengangguran Tinggi
Lapangan kerja yang terbatas menyebabkan angka
pengangguran di suatu negara menjadi tinggi. Semakin banyak pengangguran maka
angka kemiskinan juga akan meningkat.Peningkatan angka pengangguran juga dapat
menimbulkan masalah lain yang meresahkan masyarakat. Misalnya munculnya pelaku
tindak kejahatan, pengemis, dan lain-lain.
3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah
cenderung tidak memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai.
Sehingga mereka tidak bisa bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi
di dunia kerja maupun dunia usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran
dan kemiskinan menjadi bertambah.
4. Bencana Alam
Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan
yang tidak dapat dicegah karena berasal dari alam. Bencana alam seperti
tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada
infrastruktur maupun psikologis.Peristiwa bencana alam yang besar dapat
mengakibatkan masyarakat mengalami kemiskinan karena kehilangan harta.
5. Distribusi yang Tidak Merata
Ketidaksamaan pola kepemilikian sumber daya akan
menimbulkan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Pada umumnya, masyarakat
yang hanya memiliki sumber daya terbatas dan berkualitas rendah berada di bawah
garis kemiskinan.
- DAMPAK
1. Kriminalitas Meningkat
Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas.
Bukan tanpa sebab, karena masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk
memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa
bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan
pembunuhan.
2. Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan
umumnya tidak mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan
tingginya angka kematian pada masyarakat miskin.Selain itu, gizi yang buruk
juga merupakan masalah yang sering terjadi pada masyarakat miskin. Asupan gizi
yang kurang menyebabkan kesehatan dan perkembangan fisik masyarakat miskin
sangat buruk.
3. Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan
masyarakat miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin
memperburuk situasi masyarakat yang kekurangan karena kurangnya pendidikan
membuat mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
4. Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses
pendidikan akan sulit bersaing di dunia kerja maupun usaha. Hal ini kemudian
akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat.
5. Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin
biasanya dilampiaskan dengan berbagai tindakan anarkis. Bahkan seringkali
konflik bernuansa SARA timbul di masyarakat sebagai cara pelampiasan kekecewaan
masyarakat miskin
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar